One Eye

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105
Dengan hanya memiliki sepasang mata, belum mampu membolehkan kita untuk melihat. Selain mata, anda dan saya memerlukan cahaya untuk melihat. Berjalan di dalam kelam adalah pengalaman yang mengerikan. Anda bisa terpijak kaca, anda bisa terjatuh ke dalam longkang, anda juga mungkin bisa terpijak ular, kalajengking, atau lipan. Dan yang paling parah lagi, berjalan di dalam kelam boleh menyebabkan kita tidak menemui jalan pulang.
Tidak hairanlah mengapa ramai manusia pada hari ini, sesat, hidup terkapai-kapai mencari sesuatu yang tidak pernah di temui mereka di dunia ini. Mengapa, kerana mereka hanya bersandar kepada mata untuk melihat. Sedang selain mata mereka juga perlukan pelita, sebagai terang bagi kaki mereka untuk melangkah.
Apakah yang anda cari di dunia ini, yang masih belum anda temui? Coba ambillah PelitaNya (iaitu FirmanNya) sebagai terang untuk kaki anda untuk melangkah.
Saya jamin anda pasti akan menemui apa yang anda cari selama ini.
Apa ketenangankah yang anda mahu? Apa kedamaiankah yang anda cari? Mungkin juga anda sedang mencari suatu jawapan yang belum lagi anda temui selama ini. Apa kata anda coba menggunakan Pelita FirmanNya untuk menuntun anda?Apakah anda mahu menemukan Dia ( Tuhan )? Ambillah PelitaNya, maka anda pasti akan melihat Dia. Dan menemuikan kasihNya yang tidak pernah berganjak terhadap anda. Biar pun banyak kali anda telah melukai hatiNya.
Tuhan mengasihi anda!
Sementara tahun demi tahun berlalu, ramai orang percaya kehilangan semangat, kerinduan dan kasih untuk Kristus, yang suatu ketika dulu mereka miliki, namun kini tidak lagi. F.B. Meyer , di dalam bukunya Light on Life’s Duties, memperhatikan ini: Dalam ceritanya tentang kod yang hilang di suatu nota muzik. Cerita tentang seorang gadis pada suatu musim bunga memainkan organnya.
Dia tidak mengetahui apa yang dimainkannya,
Atau apa yang diimpikannya,
Tetapi dia terus saja memetik suatu kod muzik,
Seperti bunyi suatu Amen yang besar.
Ia membanjiri petang yang merah,
Seperti suatu mazmur malaikat,
Dan ia menenangkan rohnya yang gusar,
Dengan sentuhan yang aman tanpa penghujung.
Ia menghentikan segala kesakitan dan kedukaan,
Seperti cinta mengatasi pergelutan,
Ia seperti suatu pantulan harmoni,
Dari suatu kehidupan yang parah.
Ia dikaitkan dengan segala bentuk maksud yang mengelirukan,
Menjadi suatu damai yang sempurna,
Dan bergoncang menjadi sunyi,
Ia seperti tidak ada penghujungnya.
Tiba-tiba, ada sesuatu yang memanggilnya pergi. Sekembalinya ke organ itu, ia tiba-tiba kehilangan suatu barisan kod indah. Walaupun ia merinduinya, dan mencarinya, namun segala usahanya menjadi sia-sia. Ia adalah suatu kod yang hilang. Meyer berkata: “Setiap kali saya mendengar cerita ini, ia memperingatkan saya tentang sukacita, damai sejahtera dan kuasa yang telah hilang. Dan ramai Kristian yang bersungut-sungut tentangnya."
Ada seorang sahabat saya, yang merupakan seorang gembala, satu soalan yang sedih telah diajukan kepadanya: “Pak Gembala, bagaimana saya bisa sampai di sini ya?” Orang yang bertanya itu menangis sementara ia duduk di kamar pelawat berhadapan dengan gembala ini di dalam penjara daerah. Ia telah diberkas semalam kerana memandu dalam keadaan mabuk. Beberapa tahun sebelumnya, beliau adalah seorang yang bergaji besar, setia pergi ke gereja, dan hidup bahagia dengan isteri dan anak-anaknya. Namun ia jatuh, bukan secara tiba-tiba, tetapi setelah beberapa bulan, ia hilang pekerjaan, isterinya pula menuntut cerai, dan reputasinya hancur. Kini ia tidak punya apa-apa lagi!
Apa yang menyebabkan kita jatuh? Mengapa sesetengah Kristian yang dulunya begitu setia namun kini telah jauh dari Tuhan? Apa yang menyebabkan keadaan sedih ini terjadi sehingga pemulihan rohani diperlukan? Saya tidak mengetahui semua factor yang menjadi puncanya, namun mungkin saya dapat memberi beberapa sebab mengapa orang Kristian bisa jatuh. Saya lihat ada empat kemungkinan asas yang sering menyebabkan kejatuhan.
1. Menyerah kepada kelemahan.
2. Meletakkan yang sementara untuk mengantikan yang kekal.
3. Tidak menghargai berkat-berkat yang dimiliki.
4. Membenarkan kesedihan dan kedukaan menguasai kita.
Evaluasi diri sendiri sudah pasti sangat berguna. Oleh kerana itu, sementara kita membincangkan hal yang menyebabkan kejatuhan ini, saya harap anda sambil itu memeriksa diri dan kehidupan anda sendiri.
Sebab pertama mengapa ramai orang Kristian jatuh ialah:
Menyerah kepada kelemahan
Terdapat banyak “tompok buta” di dalam karaktor orang Kristian yang terbuka kepada serangan Setan. Mereka sukar dapat mengawal diri mereka di dalam hal-hal tersebut. Setiap kita mempunyai tompok ini, di mana iblis juga mengetahuinya. Dan di dalam kelemahan inilah, ia sentiasa mengambil kesempatan.
Adalah seorang saudara yang hidupnya sangat sederhana dan dia sangat peramah. Dia mempunyai ramai teman. Apa yang paling sukar dilakukannya ialah mengatakan “Tidak” kepada orang lain. Namun hal keramahan dan keperihatinannya inilah juga yang menjadi kelemahannya. Apabila ia bergaul dengan teman-temannya, apa sahaja yang mereka lakukan, ia akan lakukan juga. Ia selalu berkompromi kerana tidak mau melukai orang lain. Kerana ia selalu menyerah kepada tabiat kelemahannya, ini menjadikan dia seorang suami dan bapa yang tidak baik. Kesaksian hidupnya rosak.
Seperti yang saya katakan tadi, setiap kita mempunyai area yang menjadi kelemahan kita. Ada yang suka menyendiri dan selalu menjadi “moody”. Ada yang “perfectionist”, serba sempurna. Ada pula yang degil dan keras kepala.
Kita seharusnya berlaku jujur dengan diri kita dan mengenal pasti apakah yang menjadi kelemahan kita. Sementara kita mengaku kelemahan kita, kita harus sentiasa berjaga-jaga, agar kita jangan jatuh. Kita harus mengelakkan setiap keadaan yang boleh menyebabkan kita berdosa. Kalau kita memohon pertolongan dari Tuhan, kita pasti akan dapat mengatasinya. Kuasa Tuhan jauh lebih kuat dari segala bentuk godaan dan kejahatan.
Punca yang kedua yang sering menyebabkan ramai orang Kristian jatuh ialah:
Meletakkan yang sementara untuk menggantikan yang kekal
Saya bukan sekadar membicarakan tentang perbuatan-perbuatan duniawi, tetapi kesibukan dengan hal-hal duniawi sehingga kita kehilangan visi syurgawi. Ia adalah tentang persepsi kita.
Menurut Paulus “Kewargaan kita adalah di dalam sorga” (Filipi 3:20), maka kerana itu lah kita menyanyikan lagu Injil ini:
This world is not my home,
I’m just a-passin’ through;
My treasures are laid up,
Somewhere beyond the blue.
Dunia bukan rumahku,
Aku hanya lalu,
Harta ku tersimpan,
Di tempat tertentu.
The angels beckon me
From heaven’s golden shore,
And I can’t feel at home
In this world anymore.
Malaikat tunjukkan,
Dari pintu sorga,
Ku mau s’gra pulang
Ke rumah Bapa ku
Ya, sebagai penghijrah di bumi ini, “kita sekadar melewati.” Namun selalunya kita meletakkan nilai-nilai dan sikap-sikap dunia ini mengatasi komitmen kita terhadap Kristus dan hal-hal sorgawi yang kekal. Tidak ada salahnya memiliki rumah yang indah, tidak ada salahnya menikmati muzik merdu, dan tidak ada salahnya terlibat dalam projek-projek kebajikan. Tetapi tidak satu pun di antara semuanya ini harus menjadi lebih penting daripada melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Tidak, kita tidak sepatutnya mengagungkan dunia lebih daripada Kristus. Yesus meninggalkan prinsip ini kepada murid-muridNya:
“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Lukas 16:13).
Panggilan menjadi seorang Kristian adalah panggilan penyerahan total diri anda kepada Tuhan. Kita tidak bisa mengongsikan kesetiaan kita dengan dunia.
Sebab ketiga mengapa orang Kristian jatuh ialah:
Tidak menghargai berkat-berkat yang dimiliki
Kita bisa saja menikmati kasih Tuhan yang luarbiasa, dan menerima berkat-berkatNya yang berkelimpahan (Pekerjaan yang baik, tubuh badan yang sihat, perniagaan yang sukses), namun tetap lupa kepada Dia yang telah memberikannya kepada kita. Kita lupa bahwa:
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran ( Yakobus 1:17).
Apabila kita diberkati dengan berkelimpahan dan tidak mengenali dari manakah datangnya semua berkat-berkat ini, kita mulai menjadi angkuh, dan berasa serba cukup. Kita akan mulai lupa untuk bersandar kepada Tuhan. Malah mengabaikanNya, percaya hanya pada diri kita sendiri. Di dalam Bahasa Inggeris Self-Contented @ Self Sufficient.
Saya teringat kata-kata Musa:
Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan…….
( Ulangan 8:10-14).
Peringatan ini masih lagi diperlukan pada abad ke 20 ini, sama seperti pada zaman Musa dulu. Kerana sifat semulajadi manusia tidak berubah. Banyak kali kita tidak menghargai berkat-berkat yang telah kita terima, malah memberi segala pujian pada diri kita sendiri di atas kejayaan yang telah kita kecapi, dan menganggap kita ini akan sihat selamanya.
Para utusan Injil yang melayani di kawasan terpencil melaporkan tahap kemiskinan yang di alami adalah amat tinggi berbanding dengan kita yang hidup dengan penuh kemewahan. Ya kita berdoa mengucap syukur, namun banyak kali kita tidak mengucapnya dengan penuh penghargaan. Tidak menghargai berkat-berkat Tuhan selalunya akan membawa kita kepada kejatuhan. Jadi setiap kali kita menghitung berkat-berkat yang kita miliki, marilah kita ingat dari manakah datangnya semuanya itu. Dan belajarlah menghargaiNya, bukan hanya dengan perkataan tetapi juga dengan perbuatan kita.
Sebab ke empat mengapa orang Kristian jatuh ialah;
Membenarkan kesedihan dan kedukaan menguasai kita
Sesetengah orang Kristian menjadi marah kepada Tuhan apabila sesuatu tragedi menimpah mereka. Ada seorang saudara memberitahu seorang gembala, yang setelah kematian dua orang anaknya di dalam satu kemalangan, dia berasa roh pemberontakkan begitu amat menguasainya. Dia mulai berhenti membaca Alkitab, dan tidak mau sama sekali pergi ke gereja, doa menjadi amat sedikit sekali. Tapi akhirnya dia sedar bahwa dia adalah seorang yang tewas. Dia melihat dirinya menutup pintu dari kasih karunia Tuhan yang begitu istimewa, dan dari sumber kekuatanNya. Oleh itu dia mengambil keputusan untuk kembali ke pangkuan Bapa.
Saya tidak tahu, mungkinkah anda juga telah membenarkan suatu kedukaan atau kekecewaan menguasai diri anda? Yang menyebabkan anda marah terhadap Tuhan. Anda menyimpan kepahitan di dalam hati anda terhadap Tuhan. Dan keluar dari persekutuan denganNya. Hidup anda tiada lagi sukacita, malah menjadi lebih teruk, dan anda juga mengetahui hakikat ini. Saya ingin mendorong anda supaya membaca Roma 8:28 – dan percayalah dengan sepenuh hati anda akan ayat ini.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).
Seorang Kristian yang mempercayai Firman Tuhan seperti yang difirmankanNya, akan menang biar pahit manapun situasi yang dilaluinya di dalam kehidupan ini. Namun mereka yang meragui Firmannya, akan kalah di dalam situasi pahitnya dan akan pasti jatuh.
Di dalam tajuk yang kita bicarakan ini, saya ingin memperingatkan anda kata-kata ini: “ Satu ounce mengelak lebih baik daripada satu pound kesembuhan.” Lebih cepat sesuatu penyakit itu dikesan dan dirawati adalah lebih baik. Samalah juga seperti di dalam kehidupan rohani.
Sekiranya anda telah jatuh, dan berada jauh dari Tuhan, jalan untuk pulang kepada sukacita keselamatan anda kembali terbuka luas untuk anda. Caranya ialah melalui, pertobatan dan pengakuan dosa anda di hadapan Tuhan. Membuat komitmen baru dan tunduk kepada segala perintahNya. Tuhan siap untuk mengampuni anda, ya kalau anda siap untuk bertaubat dan menyangkal segala kejahatan dan kelicikan hidup anda.
Jika anda menjadi marah, janganlah meluahkannya dengan menjadi tidak taat kepada Tuhan. Dan sewaktu anda sedang berbaring pada malam hari, lakukanlah satu perkara ini, selidikilah hati anda samada ada yang jahat terkandung di dalamnya.
Menurut Pastor Raymond Biddle di dalam suratnya, dia menulis:
“Loceng gereja kami selalunya akan menghasilkan bunyi yang cukup kuat setiap kali ia di ketuk, namun bunyinya kelmarin sungguh amat memalukan. Lalu saya meminta penarik loceng ini memeriksa loceng tersebut. Kami dapati rupa-rupanya, salji dan air batu setebal satu inci telah meliputi seluruh loceng itu, akibat dari ribut salji yang berlaku semalam. Sehingga bunyinya menjadi seperti satu panggilan ibadah yang sangat teruk. Lalu Tuhan pun meletakkan di dalam hati saya, bahwa kehidupan Kristian ini juga bisa dibungkusi sedemikian rupa sehingga menghasilkan bunyi yang tidak bermaya, dan menyebabkan sesaksian hidup mereka tumpul.”
Sebagai seorang Kristian adalah tugas kita untuk menjadikan kehidupan kita ini seperti suatu bunyi loceng yang kuat. Namun banyak kali perkataan dan kelakuan kita di bisukan oleh salji keindahan-keindahan duniawi. Sehingga bunyi yang terhasil ialah satu bunyi yang mati. Yang bersukaria ialah iblis, apabila ia melihat, orang-orang Kristian semakin hari semakin menjadi dingin seperti salji yang membeku. Sebahagian daripada salji yang membungkusi orang Kristian ini ialah keangkuhan, iri hati, materialisma, kebencian, penipuan, gosip dan ketamakan. Cara yang paling baik untuk mengelakkan ini ialah dengan bertekun di dalam doa, merenungi dan mempelajari FirmanNya siang dan malam, dan seterusnya mengekalkan persekutuan yang intim dengan Bapa dan saudara seiman yang lain. Alkitab memberi kepastian kepada kita:
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9).
Dengan melakukan ini, anda telah memulaikan langkah yang pertama dan merupakan satu langkah yang paling penting untuk pulang ke pangkuan Bapa Sorgawi. Semoga Tuhan menolong anda untuk melakukan apa yang patut anda lakukan sekarang ini juga, dan berdoa seperti apa yang tertulis di dalam hymn ini:
“I’ve tired of sin and straying, Lord –
Now I’m coming home;
I’ll trust Thy love, believe Thy word –
Lord, I’m coming home.”
Amen!